BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, maka
persaingan usaha yang dijalankan juga semakin bertambah berat. Khususnya dalam
persaingan usaha yang sejenis, dalam hal ini apabila perusahaan sejenis yang
tidak dapat bertahan dalam mempertahankan kelangsungan operasi perusahaannya,
maka perusahaan getrsebut akan mengalami kebangkrutan. Jadi pada saat ini
perusahaan selalu berupaya dalam mempertahankan kelangsungan operasionalnalnya
dan bersaing dngan pesaingnya agar tidak kalah dalam persaingan dan tidak
menimbulkan kebangkrutan.
Perusahaan dalam menjalankan
usahanya sangat dipentingkan untuk selalu mengelola aktiva dengan baik agar
mendapatkan keuntungan. Aktiva merupakan salah satu sumber daya perusahaan
dalam menjalankan operasionalnya. Aktiva dalam sebuah perusahaan mengalami
perputaran, hal ini dapat menunjukan seberapa efisien perusahaan tersebut dalam
menggunakan seluruh aktivanya. Menurut Beams ( 2000) perputaran aktiva tetap
adalah posisi aktiva tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva
tetap bersih. Perputaran aktiva tetap menunjukan kemampuan manajemen mengelola
seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan (Jusuf,2007:59). Semakin
tinggi perputaran aktiva tetap maka semakin efisien perusahaan dalam mengelola
aktivanya. Jika semakin efisien perputaran aktiva maka semakin tinggi
perusahaan menghasilkan volume penjualan tertentu sehingga semakin tinggi rasio
perputaran aktiva dan semakin pendek waktu pengembalian keseluruhan aktiva
dalam operasional perusahaan tersebut. Semakin pendeknya waktu pengembalian
aktiva menandakan tingkat perputaran aktiva
yang semakin cepat dan menyebabkan aktiva yang digunakan akan semakin
tinggi sehingga dapat mempengaruhi Return
On Investment.
Perusahaan juga sangat penting dalam mengelola
setiap modal kerjanya dengan seefisien
mungkin agar tercapai tujuan usahanya. Tujuan perusahaan merupakan salah
satu aspek yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan perusahaan, karena dengan
ditentukannya tujuan perusahaan maka sumber daya maupun kekuatan perusahaan
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin (Hutabarat dan Huseini, 2006). Selain itu
setiap perusahaan juga memiliki tujuan yakni memaksimumkan profit atau
keuntungan. Semakin tinggi keuntungan
suatu perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan modal kerjanya. Keuntungan atau profitabilitas juga dapat
digunakan sebagai alat ukur sebagai mana keberhasilan manajer atau pemilik
usaha dalam menjalankan usahanya. Dalam pengelolaan modal kerja sangat
diperlukan untuk menggunakan seefisien mungkin karena selain untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal kerjanya juga sebagai ukuran
perusahaan dalam mengembalikan atau melunasi hutang jangka pendeknya kepada
kreditor dan pemegang saham. Modal kerja sangat berpengaruh dalam berjalannya
operasional perusahaan. Manfaat utama modal kerja adalah menjaga tingkat
likuiditas suatu perusahaan . Kondisi modal kerja yang berlebih akan menurunkan
tingkat efisiensi perusahaan karena banyak modal yang menganggur dan sebaliknya
jika kekurangan modal kerja akan mengganggu kelancaran operasional perusahaan,
sehingga penggunaan modal kerja diharapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dan perhitungan modal kerja yang sesuai dapat di ukur dengan menggunakan rasio
perputaran modal kerja. Dalam hal ini tingkat perputaran modal kerja yang
tinggi diharapkan dengan menggunakan waktu yang relatif pendek sehingga modal
kerja yang ditanamkan perusahaan dapat cepat kembali. Semakin efisien modal
kerja maka semakin kecil perusahaan menggunakan modal kerjanya dalam
menghasilkan volume penjualan sehingga semakin tinggi rasio perputaran modal
kerjanya dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat Return On Investment.
Piutang merupakan semua tagihan kepada seseorang
ataupun badan usaha atau kepada pihak lainna dalam satuan mata uang yang timbul
sebagai akibat dari transaksi dimasa lampau (Sugiono, dkk, 2009:161). Prosedur
kredit yang baik akan mempengaruhi tingkat piutang usaha dan akan mempengaruhi
penjualan. Piutang usaha juga mnegalami perputaran, rasio perputaran piutang
usaha digunakan untuk mengukur seberapa cepat piutang usaha perusahaan diubah
menjadi kas. Semakin cepat piutang dapat tertagih maka semakin efisien rasio
perputaran piutang dan menandakan tingkat perputaran aktiva yang semakin tinggi
sehingga hal ini dapat mempengaruhi Return
On investment.
Penggunaan perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2010 merupakan suatu alasan karena
perusahaan tersebut adalah salah satu kategori perusahaan terdaftar di BEI.
Sebagai perusahaan yang besar seperti perusahaan tambang hal ini tidaklah mudah dalam pengelolaan aktiva
tetap, modal kerja dan piutangnya. Berdasarkan hal itu penulis tertarik untuk
meneliti apakah benar bahwa aktiva tetap, modal kerja, dan piutang dapat
mempengaruhi Return On Investment
pada perusahaan. Oleh karena itu penulis mengambil judul penilitian “Pengaruh
Rasio Perputaran Aktiva Tetap, Rasio Perputaran Modal Kerja dan Rasio
Perputaran Piutang terhadap Return On
Investment Perusahaan (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Listing di BEI Periode 2008-2011).
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
kondisi return on investment, rasio
perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio perputaran
piutang pada perusahaan pertambangan yang listing
di BEI periode 2008-2011.
2. Bagaimana
pengaruh rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja, rasio
perputaran piutang terhadap return on
investment pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
3. Apa
variabel yang berpengaruh dominan terhadap return
on investment pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
1.3 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:93) “hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jawaban
sementara atau hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 : Diduga
terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran aktiva tetap terhadap return on investment pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
Ha2 : Diduga
terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran modal kerja terhadap return on investment pada perusahaan pertambangan yang listing
di BEI periode 2008-2011.
Ha3 : Diduga
terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran piutang terhadap return on investment pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
Ha4 :
Diduga secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal
kerja dan rasio perputaran piutang
terhadap Return On Investment.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi sumbangan
referensi untuk ilmu manajemen, khususnya manajemen keuangan yakni dalam
engujian keberlakuan teori pengaruh rasio perputaran aktiva tetap, rasio
perputaran modal kerja,dan rasio
perputaran piutang terhadap return on investment perusahaan pertambangan yang
listing di BEI periode 2008-2011.
2. Manfaat praktis
Segala yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain:
a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan pencapaian
keuntungan atau laba pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI.
b. Bagi investor, penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan informasi untuk melakukan investasi
pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI agar hasil investasi yang
diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
c. Bai pihak lain, penelitian ini dapat
dijadikan suatu bahan referensi yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan pada perusahaan pertambangan.
d. Bagi lembaga Universitas Negeri Malang,
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pustaka dalam pengkajian
materi yang serupa dan nantinya akan memberikan sumbangan terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen keuangan.
1.5
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang
suatu hal yang dijadikan pijakan
berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (Universitas Negeri
Malang, 2010:17). Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah:
a. Variabel selain rasio perputaran aktiva
tetap, rasio perputaran modal kerja, dan rasio perputaran piutang adalah
konstan atau tidak diteliti.
b. Data mengenai return on investment, rasio
perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal dan rasio perputaran piutang
pada perusahaan pertambangan pada tahun 2008-2011 merupakan data yang
sebenarnya dan telah disusun berdasarkan standar akuntasi keuangan yang berlaku
di Indonesia.
1.6
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Definisi operasional
digunakan untuk menghindari kesalahan penafsiran dan penginterpretasikan
variable penelitian serta memberikan enjelasan mengenai istilah-istilah
yangdigunakan dalam jdul penelitian. Adapun istilah-istilah yang digunakan yakni:
a. Return On Investment (ROI) merupakan
salah satu rasio profitabilitas yang menunjukan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
b. Rasio perputaran aktiva tetap merupakan
salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukurberapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode atau untuk mengukur
apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau
belum.
c. Rasio perputaran modal kerja merupakan
salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu, yang artinya
seberapakah banyak modal kerja berputar selama suatu periode.
d. Rasio perputaran piutang merupakan salah
satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang dalam satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Return On
Investment
Return On Investment (ROI) menurut Kasmir (2012:202)
merupakan “rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Return on Investment juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya”. Return on
Investment menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri dan rasio ini juga menunjukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Dengan mengetahui
rasio ini akan dapat diketahui apakan perusahaan efisien dalam memanfaatkan
aktivanya untuk kegiatan operasional sehari-hari. Demikian pula Return on
Investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi
perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi perusahaan tersebut. Dapat diketahui semakin kecil rasio
perusahaan, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Dan artinya rasio
ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Adapun rumus yang
digunakan untuk menghitung ROI perusahaan.
ROI =

Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:
1.
Selain ROI
berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan
melakukan ekspansi.
2.
ROI
dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik,
maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
3.
Kegunaan
ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal,
efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian
mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.
Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:
1.
Mengingat
praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip
yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
2.
Dengan
menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat
dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil
yang memuaskan.
2.1.2 Rasio Perputaran
Aktiva Tetap
Rasio perputaran aktiva tetap atau fix assets turnnover
ratio menurut Kasmir (2012:184) “merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dalam satu periode. Atau
dengan kata lain, untuk menukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas
aktiva tetap sepenuhnya atau belum”. Perputaran aktiva tetap di tentukan oleh
dua faktor yakni, penjualan dan total aktiva tetap bersih, yang dimaksud total
aktiva tetap bersih yakni menunjukan bahwa aktiva tetap telah dikurangi dengan
penyusutan aktiva tetap.
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung rasio
perputaran aktiva tetap atau fix asset turnover ratio :
Fix asset turnover
ratio = 

2.1.3 Perputaran
Piutang
Perputaran piutang adalah salah satu jenis rasio dari
rasio aktivitas. Perputaran piutang menurut kasmir (2012:176) merupakan “rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode
atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode”. Semakin tinggi rasio menunjukan bahwa modal yang ditanamkan dalam
piutang semakin rendah dan membuat kondisi perusahaan akan semakin baik. Dan
sebaliknya, jika rasio semakin rendah, maka dikatakan bahwa ketidakberhasilan
dalam penagihan piutang karena ada kelebihan investasi pada piutang. Diperlukan
juga hasil perhitungan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk penagihan
piutang untuk melihat keefektifan pengelolaan piutang pada perusahaan.
Untuk menghitung rasio perputaran piutang dan waktu
penagihan piutang dapat dilakukan dengan rumus berikut ini:
Receivable turnover = 

Day of receivable – 

Namun, rata-rata industri mempunyai rasio perputaran
piutang sebanyak 15 dan hari penagihan piutangnya sebanyak 25 hari. Dengan
mengenal syarat pembayaran terlebih dahulu, biasanya menggunakan termin 2/10
net 30. J. Fred Weston dalam buku Kasmir
(2012:178) menyebutkan bahwa “ rata-rata jangka waktu penagihan adalah ukuran
perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahapan berikut ini.
1.
penjualan per hari
Penjualan
per hari = 

2.
Hari lamanya penjualan terikat dalam
bentuk piutang
Rata-rata
jangka waktu penagihan = 

Jadi, jika rata-rata
perusahaan 25 kali, maka perusahaan yang mempunyai waktu penagihan lebih dari
25 hari dapat dikatakan kurang baik karena konsumen membayar tagihan tidak
tepat waktu, dan sebaliknya.
2.1.4 Perputaran Modal
Kerja
Perputaran modal kerja atau working capital turnover
adalah salah satu jenis ratio aktivitas. Perputaran modal kerja menurut Kasmir
(2012:182) merupakan “salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan
modal kerja perusahaan selama periode tertentu”. Dalam pengukuran rasio ini
kita bnadingkan antara penjualan dengan modal kerja. Apabila perputaran modal
kerja yang rendah, maka dapat diartikan bahwa perusahaan sedang mengalami
kelebihan modal kerja, hal ini disebabkan rendahnya perputaran persediaan atau
piutang atau kas perusahan. Demikian sebaliknya, jika perputaran modal kerja
tinggi, kemungkinan dapat disebabkan tingginya perputaran persediaan atau
perputaran piutang atau saldo kas yang kecil.
Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari perputaran modal kerja.
Perputaran modal kerja
= 

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel
2.1:penelitian terdahulu
No
|
Nama
peneliti, tahun dan judul
|
Variabel
|
Populasi
dan sampel
|
Teknis
analisis
|
Hasil
penelitian
|
1
|
Ari
Bramasto. Tt. Analisis perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang
kaitannya terhadap return on assets pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
|
-
Perputaran aktiva tetap
-
Perputaran piutang
-
Profitabilitas
|
Data
keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 7 periode sampel.
|
Analisis
regresi linier berganda
|
Perputaran
aktiva tetap dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas
pada PT. POS indoneisa
|
2
|
Nur
Azlina. 2009. Pengaruh tingkat perputaran modal kerja, struktur modal dan
skala perusahan terhadap profitabilitas
|
-
Tingkat perputaran modal kerja
-
Struktur modal
-
Skala perusahaan
-
profitabilitas
|
Perusahaan
industri property dan real estate di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2007
sebanyak 38 perusahaan.
|
Analisis
regresi berganda
|
Tingkat
perputaran modal kerja dan struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas
sedangkan skala perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
|
3
|
I
Gusti Agung Ayu Mas Candraem, I Gd. Suparta Wisada, I G.A.M. Asri Dwija
Putri. 2013. Pengaruh receivable
turnover, debt to equity ratio, equity to total assets ratio pada return on investment
|
-
receivable
turnover,
-
debt
to equity ratio,
-
equity to total assets
-
Return
on investment.
|
Laporan
keuangan tahunan koperasi wanita periode 2010-2012, 18 sampel
|
Analisis
regresi linier berganda
|
Receivable turnover,
debt to equity ratio, dan equity to total assets ratio mempengaruhi return on investmen
|
4
|
Eka
Wahyu Apriliani. 2014. Pengaruh rasio perputaran aktiva tetap, rasio
perputaran modal kerja dan rasio perputaran piutang terhadap return on investment.
|
-
Perputaran aktiva tetap
-
Perputaran modal kerja
-
Perputaran piutang
-
Return
on investment
|
Perusahaan
pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia
|
Analisis
regresi berganda
|
Berdasarkan matrik di atas persamaan yang
sama antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yakni terletak pada
teknik analisanya, dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang terletak pada variabel, populasi dan sampel
.
2.3
Keterkaitan Antar Variabel
2.3.1 Pengaruh rasio
perputaran aktiva tetap pada Return On Investment.
Tingkat perputaran aktiva tetap menunjukan kemampuan
sebuah manajemen mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi perputaran aktiva tetap maka semakin efisien perusahaan
mengelola aktivanya. Semakin tinggi perputaran aktiva menunjukan semakin
efisien dalam mengelola aktivanya. Semakin efisien dalam mengelola aktivanya
maka semakin tinggi perusahaan menghasilkan voume penjualan. Semakin tinggi
perusahaan menghasilkan volume penjualan maka semakin tinggi pula rasio
perputaran aktivanya. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva maka semakin
tinggi tingkat kembalian investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio
perputaran aktiva total menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan
keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba (Sartono,
2001:120). Hal ini sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari bahwa
rasio perputaran aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
2.3.2 Pengaruh rasio
perputaran modal kerja pada Return On Investment.
Tingkat efisiensi modal kerja dapat dilihat dengan
menggunakan perhitungan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal
kerjarata-rata. Rasio ini menunjukan hubungan antara modal kerja dengan
penjualan yang dapat diperoleh perusahaan dalam tiap satuan modal kerjanya.perputan
modal kerja dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dalam hal ini
ROI. Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti
tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut
(Munawir, 2004). Hal ini sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Azlina (2009) bahwa perputaran modal kerja dapat berpengaruh terhadap
profitabilitas.
2.3.3 Pengaruh rasio
perputaran piutang pada Return On Investment.
Perputaran piutang atau tingkat
perputaran piutang yang baik akan diperngaruhi oleh tingkat prosedur kresit
yang baik dan hal tersebut akan mempengaruhi penjualan. Rasio perputaran
piutang digunakan untuk mengukur seberapa cepat piutang peusahaan diubah
menjadi kas. Volume penjualan yang dicapai akan mempengaruhi perputaran piutang
atas penjualan kredit dan akhirnya akan mempengaruhi tingkat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Hal ini sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Candraem (2013) bahwa perputaran piutang berpengaruh
singnifikan terhadap profitabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian
atau konsep dasar penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman penelitian
dan tujuan dari penelitian tersebut. Rancangan penelitian merupakan strategi
mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini
yakni. Ingin mengetahui apakah rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran
modal kerja dan rasio perputaran piutang dapat berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap Return On Investment
Untuk mempermudah penelitian maka di buat rancangan penelitian sebagai berikut:
![]() |
Gambar
3.1 kerangka konseptual
X1
: Rasio perputaran aktiva tetap
X2
: Rasio perputaran modal kerja
X3
: Rasio perputaran piutang
Y
: Return on investment


3.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115). Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011.
Tabel 3.1: Nama Perusahaan
Pertambangan Batu Bara
No
|
Nama
perusahaan
|
Kode
|
Subsektor:
pertambangan batu bara
|
||
1
|
Adaro Energy Tbk.
|
ADRO
|
2
|
Atlas Resources Tbk.
|
ARII
|
3
|
ATPK Resources Tbk.
|
ATPK
|
4
|
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
|
BORN
|
5
|
Berau Coal Energy Tbk.
|
BRAU
|
6
|
Baramulti Suksessarana Tbk.
|
BSSR
|
7
|
Bumi Resources Tbk.
|
BUMI
|
8
|
Bayan Resouces Tbk.
|
BYAN
|
9
|
Darma Henwa Tbk.
|
DEWA
|
10
|
Delta Dunia Makmur Tbk.
|
DOID
|
11
|
Garda Tujuh Buana Tbk.
|
GTBO
|
12
|
Golden Energy Mines Tbk.
|
GEMS
|
13
|
Harum Energy Tbk.
|
HRUM
|
14
|
Indo Tambangraya Megah Tbk.
|
ITMG
|
15
|
Resource Alam Indonesia Tbk.
|
KKGI
|
16
|
Samindo Resources Tbk.
|
MYOH
|
17
|
Perdana Karya Perkasa Tbk.
|
PKPK
|
18
|
Tambang Batubara Bakit Asam Tbk.
|
PTBK
|
19
|
Petrosea Tbk.
|
PTRO
|
20
|
Golden Eagle Energy Tbk.
|
SMMT
|
21
|
Toba Bara Sejahtera Tbk.
|
TOBA
|
Tabel 3.2: Nama Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
No
|
Nama
perusahaan
|
Kode
|
Subsector:
pertambangan minyak dan gas bumi
|
||
1
|
Ratu Prabu Energy Tbk.
|
ARTI
|
2
|
Benakat Petroleum Energy Tbk.
|
BIPI
|
3
|
Elnusa Tbk.
|
ELSA
|
4
|
Energy Mega Persada Tbk.
|
ENRG
|
5
|
Surya Esa Perkasa Tbk
|
ESSA
|
6
|
Medco Energy International Tbk.
|
MEDC
|
7
|
Radiant Utama Interosco Tbk.
|
RUIS
|
Tabel 3.3: Nama Perusahaan Pertambangan
Logam dan Mineral Lainnya
No
|
Nama
perusahaan
|
Kode
|
Subsector:
pertambangan logam dan mineral lainnya
|
||
1
|
Aneka Tambang (Persero) Tbk.
|
ANTM
|
2
|
Cita Mineral Investindo Tbk.
|
CITA
|
3
|
Citra Kebun Raya Agri Tbk.
|
CKRA
|
4
|
Central Omega Resources Tbk.
|
DKFT
|
5
|
Vale Indonesia Tbk.
|
INCO
|
6
|
J Resources Asia Pasific Tbk.
|
PSAB
|
7
|
SMR Utama Tbk.
|
SMRU
|
8
|
Timah (Persero) Tbk.
|
TINS
|
Tabel 3.4: Nama Perusahaan
Pertambangan Batu-batuan
No
|
Nama
perusahaan
|
Kode
|
Subsector:
pertambangan batu-batuan
|
||
1
|
Citatah Tbk.
|
CTTH
|
2
|
Mitra Investindo Tbk.
|
MITI
|
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116). Sampel yang digunakan yakni berjumlah sepuluh
perusahaan tambang yang listing di
Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Adapun teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling yang merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang di lakukan menurut kesesuaian kriteria
sebagai berikut:
a. Sampel adalah perusahaan yang listing di BEI
selama tahun 2008-2011 secara penuh.
b. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan
dan membayarkan deviden tahun 2008-2011 secara terus menerus.
Berdasarkan
kriteria ada terdapat perusahaan yang memenuhi syarat, diantaranya:
Tabel 3.5: Nama Perusahaan Sampel
No
|
Nama
Perusahaan
|
Kode
|
1
|
Adaro Energy Tbk.
|
ADRO
|
2
|
Atlas Resources Tbk.
|
ARII
|
3
|
ATPK Resources Tbk.
|
ATPK
|
4
|
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
|
BORN
|
5
|
ATPK Resources Tbk.
|
ATPK
|
6
|
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
|
BORN
|
7
|
ATPK Resources Tbk.
|
ATPK
|
8
|
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
|
BORN
|
9
|
ATPK Resources Tbk.
|
ATPK
|
10
|
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
|
BORN
|
3.3 Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang
mencerminkan variabel penelitian, diperlukan adanya instrumen penelitian
sebagai pengumpul data. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alami maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:146). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yakni yang dilakukan
dengan mengumpulakan dokumen-dokumen dan laporan keuangan yang telah diaudit
dan dipublikasikan oleh perusahaan yang bersangkutan serta arsip-arsip yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6: Format Tabulasi Data
Variabel
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Rasio perputaran aktiva tetap
|
|||||
Rasio perputaran modal kerja
|
|||||
Rasio perputaran piutang
|
|||||
Return
On Investment
|
3.4
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dgunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ilmiah serta publikasi lain yang memuat informasi yang berkaitan dengan
pearusahaan petambangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan
teknik
3.5 Analisis Data
a.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan
untuk mengetahui apakah model regresi
layak dipakai atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut
ini akan diuraikan lebih lanjut tentang uji asumsi klasik.
1) Uji
Normalitas
Nugroho (2005:18) menjelaskan
bahwa “uji normalitas untuk mengetahui distribusi residual dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Data yang layak dan baik digunakan dalam
penelitian adalah residual data yang memiliki distribusi normal”.
Untuk mendeteksi apakah
residual yang digunakan tersebut berdistribusi normal maka dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik. Dengan
dasar keputusan sebagai berikut:
a.
Jika data menyebar sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b.
Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi klasik.
2) Uji
Kolinieritas Ganda (Uji Multikolinieritas)
Pengertian dari kolinieritas
ganda menurut Gujarati (2002:157) adalah adanya hubungan linier yang sempurna
atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang di jelaskan dari model
regresi. Umumnya multikolinieritas dapat diketahui dari nilai koefisien
korelasi yang sangat besar antara variabel-variabel bebas. Hal ini akan
menyebabkan perkiraan keberartian koefisien regresi yang diperoleh.
Untuk mengetahui atau
mendeteksi adanya multikolinieritas pada suatu data bisa dilakukan dengan
(Nugroho, 2005:58).
a.
Jika nilai Variance Inflator Factor
(VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kuarang dari 0,1, maka
model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/ Tolerance.
b.
Jika nilai koefisien korelasi antar
masing-masing variabel independen kurang dari 0,80, maka model dapat dinyatakan
bebas dari asumsi klasik multikolonieritas. Jika lebih dari 0,80, maka diasumsikan
terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi
multikolinieritas.
c.
Jika nilai koefisien determinan, baik
dilihat dari R2 maupun R- Square di atas 0,60 namun tidak ada variabel
independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka model terkena
multikolinieritas.
3)
Uji Autokorelasi
Gujarati (2002:201) otokorelasi
merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan
waktu (seperti data cross-section), atau korelasi pada dirinya sendiri.
Untuk mendeteksi ada tidaknya
otokorelasi dapat di gunakan uji d Durbin-Watson (uji D-W) dengan membandingkan
D-Wstatistik dengan nilai D-W tabel dengan menggunakan pedoman di bawah ini.

Gambar 3.2 Uji Otokorelasi
(Gujarati, 2002:216)
Keterangan
0
– dL : Menolak Ho kerena merupakan daerah
otokorelasi positif
dL
– dU :
Daerah tanpa keputusan
dU
– 4–dU : terima Ho atau Ha atau
keduanya
4–dU–
4-dL : Daerah tanpa keputusan
4-dL–4
:
Menolak Ho kerena merupakan daerah otokorelasi negatif.
b. Analisis
Statistik Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis statistik regresi
berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan klausal antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y), dengan rumus berikut ini:
Ŷ
= a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3
Dimana:
Ŷ = Return On Investment
a = Konstanta
b1,2,3 = Konstanta regresi
X1 = Rasio perputaran aktiva tetap
X2 = Rasio perputaran modal kerja
X3 = Rasio
perputaran piutang
c. Pengujian
Statistik
Dalam penelitian ini, pengujian
hipotesis dilakukan dengan uji t untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel
bebas terhadap variabel terikat secara
parsial dan uji F untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat. Dimana Ho diterima apabila Sig t>Sig
0,05 dan Fhitung> Sig 0,05 sehingga Ha ditolak. Sebaliknya Ho di tolak
apabila Sig t<Sig 0,05 dan Fhitung< Sig 0,05 sehingga Ha diterima.
Uji F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
H0
: b1 = b2 =b3 = 0 artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Ha
: b1 = b2 =b3
0 artinya semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.

Cara
melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan
nilai F menurut tabel. Adapun kriterianya:
a.
Jika Fhitung < Ftabel atau jika nilai
signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan Ha diolak yang artinya variabel
yang terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja
dan rasio perputaran piutang secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return On Investment.
b.
Jika Fhitung > Ftabel atau jika nilai
signifikan < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel yang
terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan
rasio perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment.
. Uji t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan
variasi variabel terikat (Kuncoro, 2004:81). Hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
- H0
: bi = 0 artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Ha
: b1
0 artinya variabel tersebut merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.

Cara
melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik
kritis menurut tabel: apabila nilai t hitung > t tabel , kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun kriterianya:
a.
Jika t hitung < t tabel atau jika
nilai signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya
tidak ada pengaruh signifikan secara parsial.
b.
Jika t hitung > t tabel atau jika
nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada
pengaruh signifikan secara parsial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar