Kamis, 28 Agustus 2014

PENGARUH RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP,RASIO PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RASIO PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PERUSAHAAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, maka persaingan usaha yang dijalankan juga semakin bertambah berat. Khususnya dalam persaingan usaha yang sejenis, dalam hal ini apabila perusahaan sejenis yang tidak dapat bertahan dalam mempertahankan kelangsungan operasi perusahaannya, maka perusahaan getrsebut akan mengalami kebangkrutan. Jadi pada saat ini perusahaan selalu berupaya dalam mempertahankan kelangsungan operasionalnalnya dan bersaing dngan pesaingnya agar tidak kalah dalam persaingan dan tidak menimbulkan kebangkrutan.
            Perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat dipentingkan untuk selalu mengelola aktiva dengan baik agar mendapatkan keuntungan. Aktiva merupakan salah satu sumber daya perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Aktiva dalam sebuah perusahaan mengalami perputaran, hal ini dapat menunjukan seberapa efisien perusahaan tersebut dalam menggunakan seluruh aktivanya. Menurut Beams ( 2000) perputaran aktiva tetap adalah posisi aktiva tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap  dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih. Perputaran aktiva tetap menunjukan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan (Jusuf,2007:59). Semakin tinggi perputaran aktiva tetap maka semakin efisien perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika semakin efisien perputaran aktiva maka semakin tinggi perusahaan menghasilkan volume penjualan tertentu sehingga semakin tinggi rasio perputaran aktiva dan semakin pendek waktu pengembalian keseluruhan aktiva dalam operasional perusahaan tersebut. Semakin pendeknya waktu pengembalian aktiva menandakan tingkat perputaran aktiva  yang semakin cepat dan menyebabkan aktiva yang digunakan akan semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi Return On Investment.
Perusahaan juga sangat penting dalam mengelola setiap modal kerjanya dengan seefisien  mungkin agar tercapai tujuan usahanya. Tujuan perusahaan merupakan salah satu aspek yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan perusahaan, karena dengan ditentukannya tujuan perusahaan maka sumber daya maupun kekuatan perusahaan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin (Hutabarat dan Huseini, 2006). Selain itu setiap perusahaan juga memiliki tujuan yakni memaksimumkan profit atau keuntungan. Semakin tinggi keuntungan  suatu perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal kerjanya. Keuntungan atau profitabilitas juga dapat digunakan sebagai alat ukur sebagai mana keberhasilan manajer atau pemilik usaha dalam menjalankan usahanya. Dalam pengelolaan modal kerja sangat diperlukan untuk menggunakan seefisien mungkin karena selain untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal kerjanya juga sebagai ukuran perusahaan dalam mengembalikan atau melunasi hutang jangka pendeknya kepada kreditor dan pemegang saham. Modal kerja sangat berpengaruh dalam berjalannya operasional perusahaan. Manfaat utama modal kerja adalah menjaga tingkat likuiditas suatu perusahaan . Kondisi modal kerja yang berlebih akan menurunkan tingkat efisiensi perusahaan karena banyak modal yang menganggur dan sebaliknya jika kekurangan modal kerja akan mengganggu kelancaran operasional perusahaan, sehingga penggunaan modal kerja diharapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dan perhitungan modal kerja yang sesuai dapat di ukur dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja. Dalam hal ini tingkat perputaran modal kerja yang tinggi diharapkan dengan menggunakan waktu yang relatif pendek sehingga modal kerja yang ditanamkan perusahaan dapat cepat kembali. Semakin efisien modal kerja maka semakin kecil perusahaan menggunakan modal kerjanya dalam menghasilkan volume penjualan sehingga semakin tinggi rasio perputaran modal kerjanya dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat Return On Investment.
Piutang merupakan semua tagihan kepada seseorang ataupun badan usaha atau kepada pihak lainna dalam satuan mata uang yang timbul sebagai akibat dari transaksi dimasa lampau (Sugiono, dkk, 2009:161). Prosedur kredit yang baik akan mempengaruhi tingkat piutang usaha dan akan mempengaruhi penjualan. Piutang usaha juga mnegalami perputaran, rasio perputaran piutang usaha digunakan untuk mengukur seberapa cepat piutang usaha perusahaan diubah menjadi kas. Semakin cepat piutang dapat tertagih maka semakin efisien rasio perputaran piutang dan menandakan tingkat perputaran aktiva yang semakin tinggi sehingga hal ini dapat mempengaruhi Return On  investment.
            Penggunaan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2010 merupakan suatu alasan karena perusahaan tersebut adalah salah satu kategori perusahaan terdaftar di BEI. Sebagai perusahaan yang besar seperti perusahaan tambang  hal ini tidaklah mudah dalam pengelolaan aktiva tetap, modal kerja dan piutangnya. Berdasarkan hal itu penulis tertarik untuk meneliti apakah benar bahwa aktiva tetap, modal kerja, dan piutang dapat mempengaruhi Return On Investment pada perusahaan. Oleh karena itu penulis mengambil judul penilitian “Pengaruh Rasio Perputaran Aktiva Tetap, Rasio Perputaran Modal Kerja dan Rasio Perputaran Piutang terhadap Return On Investment Perusahaan (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Listing di BEI Periode 2008-2011).

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi return on investment, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio perputaran piutang pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
2.      Bagaimana pengaruh rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja, rasio perputaran piutang terhadap return on investment pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
3.      Apa variabel yang berpengaruh dominan terhadap return on investment pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.

1.3 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:93) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jawaban sementara atau hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1     :  Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran        aktiva tetap terhadap return on investment pada perusahaan           pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
Ha2     :  Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran        modal kerja terhadap return on investment pada perusahaan           pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
Ha3     :  Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran        piutang terhadap return on investment pada perusahaan pertambangan            yang listing di BEI periode 2008-2011.
Ha4     : Diduga secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio   perputaran piutang terhadap Return On Investment.

1.4 Kegunaan Penelitian
1.  Manfaat teoritis
            Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi sumbangan referensi untuk ilmu manajemen, khususnya manajemen keuangan yakni dalam engujian keberlakuan teori pengaruh rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal  kerja,dan rasio perputaran piutang terhadap return on investment perusahaan pertambangan yang listing di BEI periode 2008-2011.
2.  Manfaat praktis
            Segala yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain:
a.       Bagi perusahaan, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan  dan kebijaksanaan  perusahaan yang berhubungan dengan pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI.
b.       Bagi investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan informasi untuk melakukan investasi pada perusahaan pertambangan yang listing di BEI agar hasil investasi yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
c.       Bai pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan referensi yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan pertambangan.
d.      Bagi lembaga Universitas Negeri Malang, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pustaka dalam pengkajian materi yang serupa dan nantinya akan memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen keuangan.

1.5 Asumsi Penelitian
            Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal  yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian (Universitas Negeri Malang, 2010:17). Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah:
a.       Variabel selain rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja, dan rasio perputaran piutang adalah konstan atau tidak diteliti.
b.       Data mengenai return on investment, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal dan rasio perputaran piutang pada perusahaan pertambangan pada tahun 2008-2011 merupakan data yang sebenarnya dan telah disusun berdasarkan standar akuntasi keuangan yang berlaku di Indonesia.

1.6 Definisi Operasional
            Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Definisi operasional digunakan untuk menghindari kesalahan penafsiran dan penginterpretasikan variable penelitian serta memberikan enjelasan mengenai istilah-istilah yangdigunakan dalam jdul penelitian. Adapun istilah-istilah yang digunakan  yakni:
a.       Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
b.       Rasio perputaran aktiva tetap merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukurberapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode atau untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.
c.       Rasio perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu, yang artinya seberapakah banyak modal kerja berputar selama suatu periode.
d.      Rasio perputaran piutang merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang dalam satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Return On Investment
            Return On Investment (ROI) menurut Kasmir (2012:202) merupakan “rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on Investment juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya”. Return on Investment menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri dan rasio ini juga menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini akan dapat diketahui apakan perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan operasional sehari-hari. Demikian pula Return on Investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi perusahaan tersebut.  Dapat diketahui semakin kecil rasio perusahaan, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Dan artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung ROI perusahaan.
ROI =   
Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:
1.      Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
2.      ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
3.      Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.

Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain: 
1.      Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
2.      Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
2.1.2 Rasio Perputaran Aktiva Tetap
            Rasio perputaran aktiva tetap atau fix assets turnnover ratio menurut Kasmir (2012:184) “merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk menukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum”. Perputaran aktiva tetap di tentukan oleh dua faktor yakni, penjualan dan total aktiva tetap bersih, yang dimaksud total aktiva tetap bersih yakni menunjukan bahwa aktiva tetap telah dikurangi dengan penyusutan aktiva tetap.
            Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran aktiva tetap atau fix asset turnover ratio :
Fix asset turnover ratio =
2.1.3 Perputaran Piutang
            Perputaran piutang adalah salah satu jenis rasio dari rasio aktivitas. Perputaran piutang menurut kasmir (2012:176) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode”. Semakin tinggi rasio menunjukan bahwa modal yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan membuat kondisi perusahaan akan semakin baik. Dan sebaliknya, jika rasio semakin rendah, maka dikatakan bahwa ketidakberhasilan dalam penagihan piutang karena ada kelebihan investasi pada piutang. Diperlukan juga hasil perhitungan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk penagihan piutang untuk melihat keefektifan pengelolaan piutang pada perusahaan.
            Untuk menghitung rasio perputaran piutang dan waktu penagihan piutang dapat dilakukan dengan rumus berikut ini:
Receivable turnover =
Day of receivable –
            Namun, rata-rata industri mempunyai rasio perputaran piutang sebanyak 15 dan hari penagihan piutangnya sebanyak 25 hari. Dengan mengenal syarat pembayaran terlebih dahulu, biasanya menggunakan termin 2/10 net 30.  J. Fred Weston dalam buku Kasmir (2012:178) menyebutkan bahwa “ rata-rata jangka waktu penagihan adalah ukuran perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahapan berikut ini.
1.      penjualan per hari
Penjualan per hari =
2.      Hari lamanya penjualan terikat dalam bentuk piutang
Rata-rata jangka waktu penagihan =
Jadi, jika rata-rata perusahaan 25 kali, maka perusahaan yang mempunyai waktu penagihan lebih dari 25 hari dapat dikatakan kurang baik karena konsumen membayar tagihan tidak tepat waktu, dan sebaliknya.
2.1.4 Perputaran Modal Kerja
            Perputaran modal kerja atau working capital turnover adalah salah satu jenis ratio aktivitas. Perputaran modal kerja menurut Kasmir (2012:182) merupakan “salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu”. Dalam pengukuran rasio ini kita bnadingkan antara penjualan dengan modal kerja. Apabila perputaran modal kerja yang rendah, maka dapat diartikan bahwa perusahaan sedang mengalami kelebihan modal kerja, hal ini disebabkan rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau kas perusahan. Demikian sebaliknya, jika perputaran modal kerja tinggi, kemungkinan dapat disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang kecil.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja.
Perputaran modal kerja =

2.2  Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1:penelitian terdahulu
No
Nama peneliti, tahun dan judul
Variabel
Populasi dan sampel
Teknis analisis
Hasil penelitian
1
Ari Bramasto. Tt. Analisis perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang kaitannya terhadap return on assets pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
-          Perputaran aktiva tetap
-          Perputaran piutang
-          Profitabilitas

Data keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. 7 periode sampel.
Analisis regresi linier berganda
Perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas pada PT. POS indoneisa
2
Nur Azlina. 2009. Pengaruh tingkat perputaran modal kerja, struktur modal dan skala perusahan terhadap profitabilitas
-          Tingkat perputaran modal kerja
-          Struktur modal
-          Skala perusahaan
-          profitabilitas
Perusahaan industri property dan real estate di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2007 sebanyak 38 perusahaan.
Analisis regresi berganda
Tingkat perputaran modal kerja dan struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan skala perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
3
I Gusti Agung Ayu Mas Candraem, I Gd. Suparta Wisada, I G.A.M. Asri Dwija Putri. 2013. Pengaruh receivable turnover, debt to equity ratio, equity to total assets ratio pada return on investment
-          receivable turnover,
-          debt to equity ratio,
-           equity to total assets
-          Return on investment.
Laporan keuangan tahunan koperasi wanita periode 2010-2012, 18 sampel
Analisis regresi linier berganda
Receivable turnover, debt to equity ratio, dan equity to total assets ratio mempengaruhi return on investmen
4
Eka Wahyu Apriliani. 2014. Pengaruh rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio perputaran piutang terhadap return on investment.
-          Perputaran aktiva tetap
-          Perputaran modal kerja
-          Perputaran piutang
-          Return on investment
Perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia
Analisis regresi berganda


       Berdasarkan matrik di atas persamaan yang sama antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yakni terletak pada teknik analisanya, dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada variabel, populasi dan sampel
.
2.3 Keterkaitan Antar Variabel
2.3.1 Pengaruh rasio perputaran aktiva tetap pada Return On Investment.
            Tingkat perputaran aktiva tetap menunjukan kemampuan sebuah manajemen mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran aktiva tetap maka semakin efisien perusahaan mengelola aktivanya. Semakin tinggi perputaran aktiva menunjukan semakin efisien dalam mengelola aktivanya. Semakin efisien dalam mengelola aktivanya maka semakin tinggi perusahaan menghasilkan voume penjualan. Semakin tinggi perusahaan menghasilkan volume penjualan maka semakin tinggi pula rasio perputaran aktivanya. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva maka semakin tinggi tingkat kembalian investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio perputaran aktiva total menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba (Sartono, 2001:120). Hal ini sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari bahwa rasio perputaran aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
2.3.2 Pengaruh rasio perputaran modal kerja pada Return On Investment.
            Tingkat efisiensi modal kerja dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerjarata-rata. Rasio ini menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang dapat diperoleh perusahaan dalam tiap satuan modal kerjanya.perputan modal kerja dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dalam hal ini ROI. Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut (Munawir, 2004). Hal ini sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azlina (2009) bahwa perputaran modal kerja dapat berpengaruh terhadap profitabilitas.
2.3.3 Pengaruh rasio perputaran piutang pada Return On Investment.
            Perputaran piutang atau tingkat perputaran piutang yang baik akan diperngaruhi oleh tingkat prosedur kresit yang baik dan hal tersebut akan mempengaruhi penjualan. Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur seberapa cepat piutang peusahaan diubah menjadi kas. Volume penjualan yang dicapai akan mempengaruhi perputaran piutang atas penjualan kredit dan akhirnya akan mempengaruhi tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Hal ini sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candraem (2013) bahwa perputaran piutang berpengaruh singnifikan terhadap profitabilitas.










BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau konsep dasar penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman penelitian dan tujuan dari penelitian tersebut. Rancangan penelitian merupakan strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini yakni. Ingin mengetahui apakah rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio perputaran piutang dapat berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Return On Investment Untuk mempermudah penelitian maka di buat rancangan penelitian sebagai berikut:
 









Gambar 3.1 kerangka  konseptual

X1            : Rasio perputaran aktiva tetap
X2            : Rasio perputaran modal kerja
X3            : Rasio perputaran piutang
Y              : Return on investment
                 : Pengaruh secara parsial
                 : Pengaruh secara simultan

3.2 Populasi dan Sampel
1.      Populasi
                 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.
Tabel 3.1: Nama Perusahaan Pertambangan Batu Bara
No
Nama perusahaan
Kode
Subsektor: pertambangan batu bara
1
Adaro Energy Tbk.
ADRO
2
Atlas Resources Tbk.
ARII
3
ATPK Resources Tbk.
ATPK
4
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
BORN
5
Berau Coal Energy Tbk.
BRAU
6
Baramulti Suksessarana Tbk.
BSSR
7
Bumi Resources Tbk.
BUMI
8
Bayan Resouces Tbk.
BYAN
9
Darma Henwa Tbk.
DEWA
10
Delta Dunia Makmur Tbk.
DOID
11
Garda Tujuh Buana Tbk.
GTBO
12
Golden Energy Mines Tbk.
GEMS
13
Harum Energy Tbk.
HRUM
14
Indo Tambangraya Megah Tbk.
ITMG
15
Resource Alam Indonesia Tbk.
KKGI
16
Samindo Resources Tbk.
MYOH
17
Perdana Karya Perkasa Tbk.
PKPK
18
Tambang Batubara Bakit Asam Tbk.
PTBK
19
Petrosea Tbk.
PTRO
20
Golden Eagle Energy Tbk.
SMMT
21
Toba Bara Sejahtera Tbk.
TOBA

Tabel 3.2: Nama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
No
Nama perusahaan
Kode
Subsector: pertambangan minyak dan gas bumi
1
Ratu Prabu Energy Tbk.
ARTI
2
Benakat Petroleum Energy Tbk.
BIPI
3
Elnusa Tbk.
ELSA
4
Energy Mega Persada Tbk.
ENRG
5
Surya Esa Perkasa Tbk
ESSA
6
Medco Energy International Tbk.
MEDC
7
Radiant Utama Interosco Tbk.
RUIS

Tabel 3.3: Nama Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya
No
Nama perusahaan
Kode
Subsector: pertambangan logam dan mineral lainnya
1
Aneka Tambang (Persero) Tbk.
ANTM
2
Cita Mineral Investindo Tbk.
CITA
3
Citra Kebun Raya Agri Tbk.
CKRA
4
Central Omega Resources Tbk.
DKFT
5
Vale Indonesia Tbk.
INCO
6
J Resources Asia Pasific Tbk.
PSAB
7
SMR Utama Tbk.
SMRU
8
Timah (Persero) Tbk.
TINS

Tabel 3.4: Nama Perusahaan Pertambangan Batu-batuan
No
Nama perusahaan
Kode
Subsector: pertambangan batu-batuan
1
Citatah Tbk.
CTTH
2
Mitra Investindo Tbk.
MITI

2.      Sampel
          Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116).  Sampel yang digunakan yakni berjumlah sepuluh perusahaan tambang yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang di lakukan menurut kesesuaian kriteria sebagai berikut:
a.     Sampel adalah perusahaan yang listing di BEI selama tahun 2008-2011 secara penuh.
b.    Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan dan membayarkan deviden tahun 2008-2011 secara terus menerus.
Berdasarkan kriteria ada terdapat perusahaan yang memenuhi syarat, diantaranya:
Tabel 3.5: Nama Perusahaan Sampel
No
Nama Perusahaan
Kode
1
Adaro Energy Tbk.
ADRO
2
Atlas Resources Tbk.
ARII
3
ATPK Resources Tbk.
ATPK
4
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
BORN
5
ATPK Resources Tbk.
ATPK
6
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
BORN
7
ATPK Resources Tbk.
ATPK
8
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
BORN
9
ATPK Resources Tbk.
ATPK
10
Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk.
BORN

3.3 Instrumen Penelitian
                 Untuk mendapatkan data yang mencerminkan variabel penelitian, diperlukan adanya instrumen penelitian sebagai pengumpul data. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alami maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:146). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yakni yang dilakukan dengan mengumpulakan dokumen-dokumen dan laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan oleh perusahaan yang bersangkutan serta arsip-arsip yang berhubungan dengan variabel penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6: Format Tabulasi Data
Variabel
2007
2008
2009
2010
2011
Rasio perputaran aktiva tetap





Rasio perputaran modal kerja





Rasio perputaran piutang





Return On Investment






3.4  Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
                 Jenis data yang dgunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ilmiah serta publikasi lain yang memuat informasi yang berkaitan dengan pearusahaan petambangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan teknik 

3.5  Analisis Data
a.              Uji Asumsi Klasik
                 Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk  mengetahui apakah model regresi layak dipakai atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang uji asumsi klasik.
1)      Uji Normalitas
                 Nugroho (2005:18) menjelaskan bahwa “uji normalitas untuk mengetahui distribusi residual dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang layak dan baik digunakan dalam penelitian adalah residual data yang memiliki distribusi normal”.
                 Untuk mendeteksi apakah residual yang digunakan tersebut berdistribusi normal maka dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik. Dengan dasar keputusan sebagai berikut:
a.       Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b.      Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.
2)      Uji Kolinieritas Ganda (Uji Multikolinieritas)
                 Pengertian dari kolinieritas ganda menurut Gujarati (2002:157) adalah adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang di jelaskan dari model regresi. Umumnya multikolinieritas dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi yang sangat besar antara variabel-variabel bebas. Hal ini akan menyebabkan perkiraan keberartian koefisien regresi yang diperoleh.
                 Untuk mengetahui atau mendeteksi adanya multikolinieritas pada suatu data bisa dilakukan dengan (Nugroho, 2005:58).
a.       Jika nilai Variance Inflator Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kuarang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/ Tolerance.
b.      Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,80, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolonieritas. Jika lebih dari 0,80, maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.
c.       Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R- Square di atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka model terkena multikolinieritas.
3)        Uji Autokorelasi
                 Gujarati (2002:201) otokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data cross-section), atau korelasi pada dirinya sendiri.
                 Untuk mendeteksi ada tidaknya otokorelasi dapat di gunakan uji d Durbin-Watson (uji D-W) dengan membandingkan D-Wstatistik dengan nilai D-W tabel dengan menggunakan pedoman di bawah ini.
Untitled.png
Gambar 3.2 Uji Otokorelasi (Gujarati, 2002:216)
Keterangan
0 –  dL             : Menolak Ho kerena merupakan daerah otokorelasi positif
dL – dU           : Daerah tanpa keputusan
dU – 4–dU      : terima Ho atau Ha atau keduanya
4–dU– 4-dL    : Daerah tanpa keputusan
4-dL–4             : Menolak Ho kerena merupakan daerah otokorelasi negatif.
b.       Analisis Statistik Regresi Linier Berganda
            Penelitian ini menggunakan analisis statistik regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan klausal antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), dengan rumus berikut ini: 
Ŷ = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3
Dimana:
                 Ŷ                 =  Return On Investment
                 a                   =  Konstanta
                 b1,2,3          =  Konstanta regresi
                 X1               =  Rasio perputaran aktiva tetap
                 X2               =  Rasio perputaran modal kerja
                 X3               =  Rasio perputaran piutang
c.       Pengujian Statistik
                 Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap  variabel terikat secara parsial dan uji F untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dimana Ho diterima apabila Sig t>Sig 0,05 dan Fhitung> Sig 0,05 sehingga Ha ditolak. Sebaliknya Ho di tolak apabila Sig t<Sig 0,05 dan Fhitung< Sig 0,05 sehingga Ha diterima.
                  Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 =b3 = 0 artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : b1 = b2 =b3  0 artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Adapun kriterianya:
a.           Jika Fhitung < Ftabel atau jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan Ha diolak yang artinya variabel yang terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio perputaran piutang secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment.
b.           Jika Fhitung > Ftabel atau jika nilai signifikan < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel yang terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran modal kerja dan rasio perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment.
.                Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2004:81). Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
  1. H0 : bi = 0 artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
b.      Ha : b1  0 artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.     
Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel: apabila nilai t hitung > t tabel , kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun kriterianya:
a.      Jika t hitung < t tabel atau jika nilai signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh signifikan secara parsial.
b.      Jika t hitung > t tabel atau jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh signifikan secara parsial.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar